Moana dan Perjalanan yang Menuntunmu Pada Keberanian

Saya termasuk orang yang selalu berusaha menemukan makna di balik sebuah film yang bisa diaplikasikan untuk hidup. Begitu pun saat menjelang akhir pekan ini, saya menonton Moana, sebuah film animasi 3D terbaru dari Walt Disney Pictures.

Film animasi ini mengisahkan perjalanan Moana Waialiki (disuarakan oleh pendatang baru Auli’i Cravalho), anak kepala suku Motunui, dalam mencari Maui yang mencuri jantung Te Fiti, sang Dewi Pulau. Mereka harus mengembalikan jantung itu.

Perjalanan yang membahayakan sejak mula. Moana belum pernah berlayar. Menyentuh laut pun dilarang oleh sang ayah yang over protective. Belum lagi ketakutan yang dibangun bahwa samudera di balik karang sangat mengerikan.

Apalagi misi yang akan diemban. Maui (disuarakan oleh Dwayne Johnson) adalah manusia setengah dewa yang jago mengubah diri berkat senjata kailnya. Dengan kesombongan dan kedegilannya, apa dia mau dipaksa oleh seorang mortal (manusia) macam Moana?

Dan banyak lagi hal-hal mengerikan lain yang menantinya dalam perjalanan itu. Kamu akan kerap menahan nafas menonton film ini. Tapi jangan kuatir. Bumbu jenaka juga tak kalah banyaknya. Percayalah.

Apakah Moana bisa menyelesaikan misinya? Apa pelajaran yang bisa dipetik darinya? Kamu harus menonton film ini untuk lebih jelasnya.

***

Kisah Moana belum tentu akan memberikan ‘pelajaran’ pada semua orang. Tapi yang jelas, saya mendapat banyak pelajaran dan inspirasi darinya.

Pelajaran tentang keberanian, tentang keteguhan hati. Meski ada tantangan sebesar lautan, yang sama sekali belum dikenali, di balik karang. Pun meski misi yang diemban nyaris mustahil untuk dimenangkan.

“Kamu harus menjewer kuping Maui dan membawanya menyeberangi samudera untuk mengembalikan jantung Te Fiti, sang Dewi Pulau,” tutur Tala, sang nenek yang sedang sekarat.

Tak hanya nenek yang sekarat. Pulau suku Motunui pun sedang ‘sekarat’. Kelapa tak lagi berbuah baik. Ikan-ikan juga tak ada lagi. Dan semuanya kini tergantung pada usaha si kecil Moana untuk memulihkan kembali Te Fiti, sang Dewi Pulau.

Apa boleh buat. Maui, si manusia setengah dewa, harus dicari apapun risikonya. Sebab jantung mesti dikembalikan. Itu semua butuh kekuatan, keteguhan hati, dan keberanian.

Tapi kekuatan nyata itu lahir dari kesadaran diri. Pada kasus Moana, dia sadar bahwa dirinya adalah Moana, manusia yang terpilih untuk menjemput Maui, dan sejatinya di darahnya mengalir darah suku penjelajah lautan, bukan suku penakut.

“Aku yang mencintai laut dan rakyatku. Aku sudah pergi jauh dan pengalaman mengajariku, itu yang akan menuntunku. Aku tahu jalanku (karena) aku Moana.”

***

Moana adalah film animasi tipikal Disney, dalam hal karakter tiga dimensi dan jalinan ceritanya. Moana menambah panjang deretan para ‘princess’ dalam dunia dongeng Disney.

Tak banyak kritikan pada film yang disutradarai oleh Ron Clements and John Musker ini. Kritik yang ada kebanyakan seputar sosio-kultural. Sosok Maui dinilai tak seperti mitologinya yang sangat kuat dan super. Penggambaran Maui yang gemuk juga terlalu men-stereotyping orang Polinesia.

Soundtrack-nya: How Far I’ll Go, I Am Moana (Song of the Ancestors), dan We Know the Way, juga tak serenyah Let It Go dari Frozen (juga terbitan Disney). Apalagi kuat pengaruh musik khas Polinesia di dalam soundtrack Moana.

Tapi saya sepakat, film ini bisa menjadi tontonan segar dan inspiratif bagi siapa saja. Terutama bagi anak-anak menjelang akhir tahun, setelah sekian lama terharu biru oleh Anna dan Ratu Salju Elsa dari kisah Frozen.

Foto: movies.disney.com

Leave a Reply