Saya mengenal merek HTC sudah lama sekali. Ada dua tipe yang pernah saya pakai sehari-hari dulu, yaitu HTC Desire dan HTC Salsa. Keduanya hadir sebagai smartphone yang sangat menarik pada masanya.
HTC Desire menjadi salah satu ponsel berkamera yang canggih pada masa itu. Saya ingat, pernah meliput ajang Computex di Taiwan dan mempercayakan foto-foto pameran teknologi itu pada ponsel berkamera belakang 5 Megapiksel tersebut.
Sedang HTC Salsa, adalah smartphone ber-keyboard QWERTY pertama yang memiliki tombol pintas alias shortcut ke situs jejaring sosial Facebook. Keren kan?
Pada masa itu, HTC memposisikan diri sebagai brand premium, dengan harga smartphone yang cukup tinggi. Hanya, saya kagum pada kualitas yang ditawarkan. Termasuk teknologi layar sentuhnya. Dulu, HTC sempat bersitegang dengan Apple gara-gara teknologi layar sentuh ini.
Tak bisa dilupakan, HTC adalah vendor pertama yang memboyong teknologi Android ke dunia, melalui ponsel HTC Dream. Ponsel ini pertama kali diluncurkan pada Oktober 2008. Sebelumnya, HTC adalah vendor PDA alias Personal Data Assistant.
Bisnis mereka melesat. Dalam setahun, mereka bisa meluncurkan lebih dari tiga tipe smartphone. Tapi bertahun-tahun kemudian, nama HTC yang berasal dari Taiwan itu, mulai meredup seiring lahirnya merek-merek smartphone baru. Termasuk yang dikeluarkan pabrikan dari China.
Ada kabar yang menyebutkan HTC bakal melepas bisnis smartphone-nya. Menyusul BlackBerry yang sudah terlebih dahulu menyerah. Benarkah?
HTC membantah. Malah pada akhir tahun ini kabarnya mereka akan meluncurkan penerus HTC 10, yaitu HTC 10 Evo dan harganya akan dirilis pada akhir Desember, berikut peluncurannya tak lama kemudian. HTC mengklaim, penjualan HTC 10 menggembirakan kok.
Masalahnya, HTC 10 Evo akan hadir dengan sesuatu yang ‘nekat’ menurut saya, yaitu ponsel tanpa colokan 3,5mm. Ini adalah colokan untuk earphone. Lalu, mereka akan memakai Snapdragon 810 yang sudah lama.
Tapi, lagi-lagi HTC tak gentar. Meski di depan mereka, bakal riuh dengan pesaing macam Google Pixel dan Pixel XL. Kita lihat saja.
Pingback: Bolehkah Mulai Say Goodbye pada Headphone Jack 3,5mm? - Bang Deds