Melihat Sisa-Sisa Maskot Jakarta di Pulau Seribu

Juni 2007. Sudah hampir satu dekade ya.

Tapi saya ingat, pernah melakukan perjalanan ke Pulau Kotok di gugusan Taman Nasional Kepulauan Seribu, pada waktu itu.

Di pulau itu ada penangkaran elang bondol atau Haliastur indus. Waktu saya ke sana, saya ingat melihat elang-elang itu mengumpulkan ranting-ranting untuk membuat sarang.

Itu perilaku yang menarik, sebab elang itu berada di penangkaran dan harus beradaptasi sebelum dibebaskan ke alam liar.

Elang bondol, kalau kalian belum tahu, adalah maskot Jakarta. Gambar elang itu kalian bisa lihat di bus-bus Transjakarta, dipasangkan dengan salak condet, maskot Jakarta yang lain.

Di Indonesia, populasi elang yang disebut juga Brahminy Kite ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Pulau Jawa.

Meski menjadi maskot ibukota, mustahil menyaksikan elang ini terbang di langit Jakarta. Tapi kamu bisa kok melihat bagaimana mereka dirawat di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu.

Sedihnya, pada waktu saya berkunjung ke sana, populasi elang bondol tinggal belasan ekor saja.

Pulau Kotok adalah pusat rehabilitasi elang bondol Indonesia. Di tempat ini elang hasil sitaan itu dilatih sebelum dilepaskan kembali ke alam bebas.

Elang-elang yang berasal dari pusat rehabilitasi di Pulau Kotok, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk kembali berperilaku alami, misalnya menyambar ikan di permukaan laut dengan cakarnya yang tajam.

Setelah perilaku alami ini dikuasai, biasanya burung-burung akan dilepas ke alam. Mereka akan melakukan penguasaan teritorial lalu hidup di wilayah teritorinya.

Kesulitan meningkatkan populasi elang bondol adalah karena proses perkembangbiakannya pun terbilang lambat. Di alam bebas, sang elang hanya bereproduksi sekali setahun, itupun hanya rata-rata hanya bertelur dua butir.

Di Pulau Kotok, para dokter hewan dan petugas rehabilitasi pun sulit mencomblangi burung-burung yang dipelihara dan dirawat di sana. Burung ini memang emoh kawin mawin di dalam kandang.

Perburuan liar dan jual beli liar menjadi hambatan dalam pelestarian burung ini.

Akomodasi di Pulau Kotok

Tadinya kamu bisa kok menginap di pulau yang bisa dicapai selama 90 menit dari Marina Ancol. Pulau ini dikelola oleh Pulau Alam Kotok Resort yang menawarkan akomodasi sekitar Rp1,3 juta sampai Rp1,6 juta per orang per malam. Agak samalah harganya dengan akomodasi di Pulau Putri.

Tapi saat ini akomodasi di Pulau Kotok sedang direnovasi total.

 

Foto: Rakeshdogra/Commons.wikimedia.org

 

Leave a Reply