Tak ada malam seindah
malam satu Bintang
Yang bersinar paling terang
di malam Yang lengang
Mengundang peziarah
baca pertanda
Membuat sang raja
murka mencari muka
Malam satu-satunya Bintang
Berkelap kelip Dalam senyap
Berpendaran ketika sudah waktunya
Tangis bocah yang memecah
Haru ayah bunda yang membuncah
Tak ada malam seindah
malam satu Bintang
Yang bersinar paling terang
di malam Yang lengang
Itulah malam ketika Tuhanku merendah
Mengambil rupa seorang hamba
Menangis dalam nestapa
Terkungkung Daging sementara
Terjerat waktu yang fana
Tak bisa apa-apa
Si Tuhan yang seharusnya berkuasa
Jadi sama dengan manusia
Hanya demi supaya kita
Bisa kembali ke surga
Masihkah kau bertanya
Untuk siapa Bintang terang
Di malam para majus berbilang?
Untuk siapa Tuhan merunduk
Dan memerangkap diri dalam
Tubuh yang terkutuk?
Kalau masih kau tak percaya
Maka Natal ini cuma sekadar pesta
Yang sebentar saja tiada
Lalu apa gunanya kita bicara?
Deddy Sinaga
7 des 2015
Pingback: Jejak Orang Kanaan di Tubuh Orang Libanon | Bang Ded