(Bagian 1)
Andai keadilan punya mata dan telinga,
Barangkali sudah dihabisinya kalian
Dalam sekali tebas pedangnya
Tapi, kenyataan memang kadang tak bersenda dengan keadilan
Yang adil kita rasa, tak adil bagi mereka
Yang benci kita rasa, yang bahagia bagi mereka
Mungkin kita hanya bisa menunggu
sejumput demi sejumput
keadilan ditegakkan pada mereka
yang bermanis mulut dan muka
Padahal, fasik sungguh
kesaksian hidupnya
Berlindung di balik ayat-ayat surga
Takkan membuat langit membuka telinga
Kalau di hati, pongah dengan cela
Seperti ulat rakus yang menggerogot jiwa
Sudahlah tuan dan puan
Cukuplah berlindung di balik jubah dan janggut
Karena lambat laun, kebenaran
hanya akan membuat kalian termangu
di tubir keperihan yang sangat
(Bagian 2)
Di mana Tuhan?
Mengapa membiarkan
orang-orang serakah ini hidup?
(Bagian 3)
Kalau Aku tak tinggal diam
Barangkali, sudah terjungkal balik dunia
Tapi, manusia punya hasrat memilih
Sedang aku sudah menyediakan jalan
Sederhana, tapi terasa sangat sulit
Kalau tak begitu,
Mudah saja jadi yang percaya
Lalu, surgaku tak lagi punya harga
Mahal sekali, sejatinya ia sungguh
Makanya tak bisa kuobral percuma
Karena itu, lekaslah sadar
Sebelum kesabaranku pudar
7312
Kantorku