Bangunan pemimpi

Aku menyadari, selalu,
Sayangku padamu tumbuh ketika kulihat jejak-jejak masa lalu
Dalam setiap denyut nadi dan nafasmu, Ibu
Pada setiap nada yang mengalun ke surga
Juga musik yang mengiring segala doa

Aku mencintai setiap kenangan itu
Semangatnya, harapannya, mimpinya
tumbuh dari cikal bakal
Meletup lalu membara
kadang sedan, kadang tawa

Semua itu pernah meredup
Bersama perabuanmu
yang kami larung di samudera
Juga air mata
Yang laun mengering dan sirna
Mestinya tidak
Tapi kulihat, cinta dari sang perabu
tak sehangat penerusnya

Lalu, bagai layang-layang putus
Aku meniti angin entah ke mana
Kutanya pucuk bambu, dia cuma mendesis
Juga pucuk cemara, dia hanya berbisik
Sampai ku tertambat di sini
Padanya kulihat jejak-jejak masa lalu itu

Maka, satu hal saja kupinta
Berikan aku satu tempat sahaja, untuk berdiri
Menapak
Meski kecil, tapi aku tahu, ku bisa menanggung apa saja
Karena kekuatan yang tiba
Lebih kuat dari angin apa juga
Penopang yang menguatkan kakiku
Lebih tangguh dari badai mana juga
Maka, kini, bangunlah pemimpi-pemimpi yang menyepi di ingatan ini

7312
Kantorku

Leave a Reply