Kembali tangan-tangan Nista
Memporak-poranda bumi kita
Pongah di balik topeng memuakkan
Tiada miris pada jeritan
Tangis dan teriak
Luka menganga
Tubuh menghangus
Kebisuan sangat
Meledak menjadi bau menyengat
Kutukan apa ini
Bumi kami terpuruk
Pada manusia-manusia serakah
Jiwa-jiwa terpongah
Penyakit apa ini
Tanah kami tersuruk
Pada tangan-tangan sembilu
Wajah-wajah penebar pilu
Aku tak mengerti
Nilai apa yang sepadan dengan bencana itu?
Katakan padaku
Harga berapa yang kalian tawar, untuk membeli semua itu?
Sungguh,
aku tak mengerti
Kecuali nanar pada tangis-tangis
Orang-orang yang kehilangan
Kecuali tergugu pada kesedihan sangat
Orang-orang yang tersengat
Sampai kapan?
Camar, untuk Bom di Mega Kuninganb
Mal Depok, 18 Juli 2009
Pingback: Mengapa Ramalan Bumi akan Kiamat Tak Kunjung Benar | Bang Ded
Pingback: (Lagi-Lagi) Meramal Kiamat dan (Lagi-Lagi) Ngapusiii - Petra Online