Natal itu adalah kemiskinan
Sebab Natal terjadi di kandang kumuh
Bukan di istana Herodes
atau bait-bait suci para Imam
yang berbalut tembok-tembok megah
Natal bukan di ruang gerlap gemerlap pusat perbelanjaan
Bak-bak bertumpuk menawarkan potongan harga
Bukan di ruang-ruang suci gereja megah
Dengan pondok aneh
Pondok kayu tapi palsu
Teronggok sepi di pojokan
Dengan boneka terbalut kain wangi
Bukan di ruang-ruang rumah
Pohon plastik warna-warni di ruang tamu
Lampunya kerlap-kerlip
Dan sisipan salju kapas nan lucu
Natal bukan pula hidangan enak di permukaan meja
Harum memancing lapar dan selera
Natal itu adalah kemiskinan
Pertandanya sebuah kandang berbau kotoran
Hitam, coklat, dan pupus
Lampin penutup pun sederhana
Bahkan, yang terbuang dari yang tak diinginkan
Natal hadir dalam kesunyian
Malam penuh penolakan
Sekedar tempat membaringkan tubuh nan letih
Kaki berselaput debu
Sebuah perjalanan panjang ayah dan ibu
Tak ada gemerlap lampu kerlap-kerlip
Atau gemintang hiasan warna-warni
Pun lagu-lagu semarak
yang membuat hari Natal begitu berisik
Sedikit wewangian dan kemewahan
adalah hadiah-hadiah dari trio orang bijak
dari jauh membawa sukacita
Natal adalah kemiskinan
Saat sang Penguasa
mengambil rupa seorang hamba
Sang Pemilik Hidup
Mengambil tubuh serba terbatas
Menyusu pada tetek ibu
Merangkak pada lutut
Bahkan berbuang hajat di popoknya
Tapi yang miskin itulah yang membawa damai
Bukan damai senyap haru dan tenang
Tapi damai dari seteru
Damai dari kutuk
Damai dari yang terusir
Berdamai kembali dengan Tuhan
Setiap orang tak lagi menjadi seteru-Nya
Lewat kemiskinan Natal,
setiap orang berhak pulang ke Taman Eden
Menikmati kekayaan baru
Kekayaan yang tak dapat dibandingkan dengan apapun
Kekayaan itu adalah pengampunan
Kekayaan itu adalah kesempatan
Kekayaan itu adalah harapan
Kekayaan itu adalah pemulihan
Kekayaan itu adalah hidup yang kekal
Maka benarlah kata Firman:
“Berbahagialah mereka yang miskin
Sebab merekalah empunya Kerajaan Surga”
Selamat Hari Natal!
Dari Sorga, damai telah hadir di Bumi
– Camar –
ya ampyun, gw merinding baca puisi ini. bagus banget…>“perdamaian dengan seteru..”>>bagus banget3.