DANAU
Mengalir sampai jauh Danau Tobaku
Biru permukaan
wajahmu sendu pertanda tak kunjung tiba
Sampai kemana kau bawa aku putri cantikku?
Sampai kapan air matamu mengalir
terhina putra
si putra ikan
Danau Kau kucumbu
dalam sesaat kenangan menyergap
Kularung perahu
solu nauli ma goarna
Sejuk banyu
dipeluk berkas mentari
di ufuk Bukit Barisan
Aih putri malu
kecantikan menyirap darah
pemuda tak tahu diri
Merenggut kehormatan
tenggelam dalam kutuk
tangis sepanjang abad
Mengalirkan sampai jauh Danau Tobaku
Kering tiada
meski membuat kuatir
Menyurut sempat
karna durjana si pemilik loba
Direnggutnya kembang-kembang
Lukisan warisan
yang kian pudar
Sintakkon ahu da alogo
Terbangkan aku ke tepian danauku
Sampai habis nafas ini
bersama impian tak habis
hingga kucumbu lagi kamu
di tepian malam itu..
Menyurut amarah
nafas yang memburu lantaran cinta
7312
Sebuah catatan “Semalam di Tuk-tuk, Hotel Romlan 11 Juli 2005”
Ditulis kembali 20 Juli 2005