Not My Will but Yours
Suatu malam di kaki bukit
peluh menjadi darah
di wajah
yang tak menyirat ketampanan
Malam itu bicara
tentang hati yang nyaris patah
di muka ‘sang pemilik kehendak mula-mula’
hati yang nyaris patah itu berteriak
“Bila mungkin, enyahkanlah cawan ini!”
Teriak dibalas diam
Malam itu senyap,
bahkan bebunyian penghuni hutan
serentak lenyap
Tapi lirih bagai syair malu-malu
hati yang patah berubah tegar
“Not My Will but Yours!”
Bagiku,
itulah doa terbaik sepanjang zaman
Doa pasrah di depan kematian
Sebab yang utama
memberi hidup demi setia
KehendakMulah yang jadi
bukan kehendakku.
7312, 18 Februari 2005 09.30 kantorku