Abba

Abba kusebut engkau bapa

Perancang lahirku

pembentuk ragaku

satu sel pun tak luput dari matamu

Lahirku adalah harumu

teriakku adalah bahagiamu

Geliatku adalah sorakmu

Sorot mataku adalah tawamu

Pun

Ketika berlari aku meninggalkanmu

atau bilamana aku membuang muka

mencibir engkau

kala aku berdosa

dan membuat air mata menetes

di sudut matamu

cintamu bagai air tercurah

tak lebih banyak atau kurang

oleh sebab lakuku

sayangmu bagai embun sejuk

tak menguap dan kering

oleh sebab aku

Abba, kupanggil engkau bapa

ketika engkau mau

menyebut aku anakmu.

7312, kantorku, 25 Januari 2005 11.15 WIB

Leave a Reply