Terompet tiba-tiba saja membahana
Di awal dini hari yang sedikit mendung
Saat itu, masa rupanya sedang berganti
Tahun silam menjadi kini
Dan kini menunggu untuk ditapaki
Kutoleh sejenak
pada rentang sejarah warsa silam
Begitu banyak episode yang berlalu
Yang haru biru, atau yang duka kelam
Sejarah mencatatnya menjadi “Yang kemarin”
“Segala perkara dapat kutanggung
Dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
Bukan kesimpulan sesaat..
Bukan pula pikiran yang sesat
Bahwa bagiku, itulah tanda perjanjian
Antara aku dan yang Kekal
Lalu, di depan mata ada setangkup harap
pada waktu yang menunggu
“Ajarlah aku menghitung hari-hariku sedemikian, hingga aku menjadi bijaksana.”
SELAMAT TAHUN BARU
Kantorku, 7312, 2 Januari 2004, 16.15 WIB