Besok menurut rencana, Kantor Koran Tempo akan disita
menyusul rumah Sang Dedengkot, Gunawan Muhammad, beberapa hari yang lalu.
Tiba-tiba saja aku ingat sebuah ujar-ujar dari Khopingho. Kira-kira begini bunyinya:
Hidup! Betapa penuh rahasia,
manusia tenggelam timbul
dalam permainannya,
terhimpit di antara suka dan duka,
matang mengeriput di antara
tangis dan tawa.
Selalu mengejar kesenangan
selalu menghindari ketidak-senangan
menimbulkan perbandingan
dan pilihan oleh dwi unsur (im-yang)
manusia dipermainkan.
Mengapa suka?
mengapa duka?
mengapa mengejar kepuasan?
mengapa menghindari kekecewaan?
Hadapilah semua ini
dengan kewaspadaan wajar dan murni,
tidak menolak tidak menerima
hanya memandang apa adanya!
Asmaraman Khopingho, “Dewi Maut”
Tapi di hati kami
Kini hanya tertinggal tanya. “Masih mungkinkah memandang semua apa adanya?”
Tak menolak dan menerima? Ketika sebuah harga diri jadi barang tak berharga?
Entahlah..