TIba-tiba saja kemarin aku teringat lagi falsafah hidup Sang Camar.
“Siapa yang terbang paling tinggi, dia melihat paling jauh”
Rasa-rasanya terbangku kali ini datar-datar saja.
Menyusuri pantai dengan terbang rendah, kian tak punya arti
padahal untuk melakukannya
aku mesti merentang sayap
sehingga desau angin bagaikan bisikan di telingaku
Ah iya…
Semangat itu ternyata sedang surut
hampir saja aku seperti camar lain
terbang untuk makan saja.
Aku harus terbang tinggi lagi
dengan sayap rajawali
hingga tiba di kaki langit
Dan menjadi sempurna
7312, kantorku. 09.43