Tentang masa lalu
Gerbangmu kunantikan. Masa lalu
menjadi masa kini lewat gerbang yang kunantikan
batasnya tipis, setipis selaput bola mata kita
bening dan bagai teraba meski jauh
dan entah dapat atau tidak kita meraihnya
Alkisah..
Sang kekasih merentang jarak
air mata menjadi penanda rindu
batasnya ingin disobek
dihancurkan, hingga tak ada lagi masa
namun, kematian adalah kematian
pun saat hidup tak lagi berdian
Lalu, rasanya sang kekasih bagai tak pergi
wanginya tercium bagai tadi
senyumnya tertinggal bak abadi
Hingga, yang di masa kini merasa perlu menjaga
wangi dan senyum menjadi dupa sesembahan
“TELAH KUROBEK TIRAI MASA, SAYANG!”
PARMALIM pun menjadi ada
ketika Tuhan disebut tuanku
Katanya,
“Dalam hening sendu, kusebut NamaMu
Wujudmu kusepuh dalam arca kuburku
Hingga kurasa tentram dunia baruku
Dan ku berbahagia dengan kekasihku
Di dunia lamaku, dia menjemputku
lewat selaput bola mata. Tipis tuanku”
7312, kantorku. 02.38 1 Sept. 2003