Bertanya anak pada bapaknya.
“Mengapa tak pernah kurasakan peluk ciummu?”
“Ketika malam berlabuh di pantaiku, perahu cintamu masih berlayar
entah dimana”
“Kulemparkan sauh tambatan hatiku, namun wujudmu tak tampak
hingga ku cuma menatap gelap lekat-lekat”
*******
“Anakku, perahu bapakmu masih berlayar
wujud pengabdianku belum cukup hingga aku malu
untuk melabuhkan cinta milik kita”
*******
Bertanya putra pada ayah
“Mengapa tak pernah kurasakan harumu?”
“Ketika penatku tiba, setelah kuhajar si Dudi karena berani
mengganggu si Tessy, perempuan yang mengganggu hasrat kelakianku”
“Kupikir kelelakian kita punya bilik kenangan serupa”
“Entah ayah pun bercinta dengan cara yang sama dengan ibu?”
*******
“Anakku haruku kusimpan, bila telah tiba saatnya air mata tak tertahankan
Mungkin ketika rupaku beranjak tua dan aku membutuhkanmu”
*******
“Ah ayahku… ” ********
Kantorku, 20.20 WIB, 7312