“Kemanakah Dia Ketika Aku Mencarinya?’
Sepenggal tanya
pemilik hati yang menanti sapa
Wahai… Sang Hati
Mengapa kini tak lagi berhati
pintunya tertutup membenci tegur
apalagi mengakhiri tidur
“Mungkinkah Tawar Hati Dia kini?”
Bertanya pula
si sahabat jiwa yang mengharapnya ada
Duh… Sang Makna
Mengapa kini tak lagi punya kata
hingga hari serasa tak bernyawa
Katakanlah wahai jiwaku
Bunuhlah tidurmu
dan mari..
Ku ingin menyapa pagi
ku ingin memeluk siang
bahkan ku ingin mengarungi malam
supaya kau bahagia.
Bersetubuhlah bersama hatiku yang merindu
Hingga kau dapat tertawa
7312. 1 Agustus 2003
Kantorku