Rumahku Diserang

Sabtu siang, sebuah “tragedi” terjadi di tempatku mencari makan. Ratusan camar-camar tak berotak dan berhati, tiba-tiba merengsek, mencoba merenggut satu-satunya kebebasan yang kami miliki, kebebasan untuk memberitakan. Apakah mereka mengingkari kebenaran, atau sebaliknya kami? Entahlah. Siapa yang paling tahu kebenaran selain kebenaran itu sendiri?

Aku memang hanya dari jauh memandang siang itu. Tapi tak urung hatiku trenyuh. Duh Gusti, mengapa masih saja ada camar-camar yang melakukan sesuatu yang dikatakan Yesus di Salib itu, “Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Entahlah! Ketika ini aku tulis, ada rasa marah karena mereka menggangu tempatku mencari makan. Ada rasa geram karena mereka melukai kawananku. Ada rasa gemas karena mereka tak memandang muka, seenak perut mengumbar kata-kata najis. Duh

 

Leave a Reply